Rabu, 04 Januari 2012

Tafsir Al-Qur'an



AL Quran sebagai sumber ajaran islam yang pertama.
                Al Quran di turunkan oleh Allah swt kepada manusia untuk di jadikan sebagai huda,bayyinat nin al-huda,furqan dan adz-dzkir.
                Upaya-upaya untuk menafsirkan ayat-ayat al quran yaitu guna untuk mencari dan menemukan makna-makna  yang terakandung di dalamnya setelah di lakukan sejak zaman rasullulah saw. Susuna al quran yang tidak sistematis juga merupakan alas an tersendiri mengapa penafsiran dan penggalian terhadap makna ayat-ayat al quran yang menjadi tugas umat yang tidak akan pernah berakhir .
                Tafsir sebagai usaha memahami dan menerangkan maksud dan maksud  kandungan ayat-ayat suci al quran  telah mengalami perkembangan yang cukup bervariasi.
·         Ragam penafsiran al quran
Kata metode ini berasal dari bahasa Yunani metha berarti jalan dan bodos berarti yang di lalui/di lewati .jadi metode bearti jalan yang di lalui Dalam bahasa inggris kata ini di tilis method ,dan dalam bahasa arab biasa di sebut thariqat dan manhaj.
Secara umum metode penafsiran ada 4,yaitu metode Tahlily(metode analitis),metode muqarin(metode komparatif),metode Ijmaly (metode global) Dan metode Mauwdluy(metode trematik)
                1)Metode Tahlily
                                Tafsir dengan metode tahlily adalah btafsir yang berusaha untuk menerangakan arti ayat-ayat al quran dari berbagai seginya ,berdasarkan urutan-urutan ayat atau surah dalam mushhaf.Metode tahlily banyak di gunakan oleh ulama-ulama terdahulu ,namun di anatara mereka ada yang mengemukakan kesemua hal tersebut di atas dengan panjang lebar (ithnab),seperti Al-alusy,al-Fakhr al razy dll.
Menurut al Farmawi beberapa corak tafsir yang tercakup dalam tafsir tahlily yaitu:
                1)Al –tafsir bi al-mat’sur(Riwayah)
                2)Al-Tafsir bi al-Ra’y
                3)Al-Tafsir al-shufy
                4)Tafsir al-Fiqhi
                5)Tafsir al-Falsafy
                6)Al-Tafsir-Ilmy
                7)Al Tafsir al-Adaby al-ijtima’y


                2.Tafsir Ijmaly,
Tafsir Ijmaly yaitu tafsir yang menafsirkan al-Quran dengan cara singkat adan global  tanpa urain panjang lebar.Dengan metode ini mufasir menjelaskan arti dan maksud ayat dengan uarain singkat yang dapat menjelaskan sebatas artinya tanpa menyinggung hal-hal selain arti yang di kehendaki
Di anatara kitab-kitab tafsir dengan metode ijmaly yaitu ,tafsir jalalyn karya jalal al-Din al-Suyuthy dan jalal al-Din al din al-Mahally,Tafsir al Quran al-Adhim oleh Muhammad Farid Wajday,dll.
                3.Tafsir al-Muqarin
Tafsir Muqarin adalah penafsiran sekelompok ayat al quran yang berbicara dalam suatu masalah dengan cara membandingkan antara ayat dengan hadis baik dari segi isi maupun redaksi atau anatara pendapat-pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan segi-segi perbedaan tertentu dari obyek yang di bandingkan .
Contoh tafsir muqarin yaitu,apa yang di lakukan M.Quraish sihab dalam di sertasi doctornya yaitu dengan membandingkan anatara lafadz dan kandungan makna ayat 151dari surat al-an’am dengan ayat 31 surat Al Isra ,Al-A’rad :12 Dengan shad:75 Al;Anfal:10 dengan Ali Imran :126.           
4.Tafsir al-Mawdhu’y
Metode tafsir mawdhu’y (tematik) yaitu metode yang di tempuh oleh seorang mufasir dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat al Quran yang berboicara tentang sesuatu masalah atau tema (maudhu)serta mengarah kepada suatu pengertian dan tujuan ,sekalipun ayat-ayat irtu(cara) turunya berbeda ,tersebar pada berbagai surat dalam al quran dan berbeda pula waktu  dan tempat turunya.
                Menurut Quraish Shihab ,dalam perkembangannya metode mawdhu’y  ada dua bentuk penyajia yaitu pertama menyajikan kotak yang berisi pesab-pesan al Quran yang terfapat pada ayat-ayat yang terangkum pada satu surat saja.

ISU-ISU AKTUAL DALAM ISLAM


ISU-ISU AKTUAL DALAM ISLAM
                Isu-isu dalam islam meliputi:
1.       Pluralisme atau kemajemukan.
Pluralisme adalah sikap bersedia menghargai adanya perbedaan masing-masing pendapat. Disini, perbedaan dipandang sebagai hak fundamental dari setiap anggota masyarakat. Sebab tanpa pebedaan masyarakat itu akan stagnan atau cenderung tidak kreatif.
PLURALISME DALAM KAJIAN STUDI ISLAM
Perbedaan harus dipandang sebagai suatu realitas sosial yang fundamental, yang harus dihargai dan dijamin pertumbuhannya oleh masyarakat itu sendiri.
Ayat al-qur’an surat al-hujarat ayat 13 mengajarkan kepada kita semua akan penting dan    perlunya memberlakukan perbedaan dan pluralitas secara arif.
2.       HAM dan Gender
Setidaknya ada tiga prinsip kehidupan bernegara yang sering kali terkait dan lahir dari suatu filsafat politik setelah zaman pencerahan yakni, demokrasi, negara hukum, dan perlindungan kak asasi manusia.
HAM dan Gender dalam studi islam
Sebelum seorang individu dilahirkan dan setelah meninggal dunia, dai mempunyai hak-hak yang diformulasikan dan dilindungi oleh hukum. Karena manusia mempunyai hak dan kemampuan  menggunakannya. Berkaitan denan HAM dan Gender setidaknya ada 5 hal fundamental yang diperjuangkan oleh banyak kalangan gerakan pembebasan, yaitu:
1)      Hak hidup dan perlindungannya.
2)      Hak memeluk agama.
3)      Hak kekayaan dan penghidupan yang layak.
4)      Hak kehormatan.
5)      Hak politik.
3.       Civil Society
Civil society identik dengan the state (negara), yaiti sebuah komunitas yang mendominasi sejumlah komunitas lain (cicero). Sedangkan aristoteles tidak menggunakan istilah civil society tetapi koininie politike, yakni sebuah komunitas politik tempat warga dapat terlibat langsung dalam pengambilan keputusan.
Civil Society dalam studi islam
Sebelumnya istilah civil society diterjemahakan  dengan “masyarakat warga” , “masyarakat modern”. Meskipun tidak bisa dikatakan sama persis, dan pastri ada perbedaan tertentu. Masyaraky madani adalah identik dengan civil society. Dengan demikian, maka isu-isu kontemporer dalam hal ini civil society dalam kajian keislaman memberikan penegasan  bagwa konstruksi masyarakat yang memiliki nilai-nilai luhu, dan didalamnya menjunjung tinggi musyawarah, tentu saja membutuhkan pula prinsip-prinsip kaedilan.Dalam praktiknya, nilai-nilai islam  menjadi dasar bagi semua keputusan tindakan yang berbeda dalam suatu masyarakat yang mempunyai cita-cita luhur bersama.

PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM


PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
1.       PENDEKATAN NORMATIF
Pendekatan normatif adalah sebuah pendekatan yang lebih menekanakan aspek normatif dalam ajaran islam  sebagaimana terdapat dalam al-qur’an dan as-sunnah. Pendekatan ini lebih melihat dari aspek idealitas ajaran islam.
Pendekatan normatif dalam studi islam telah melahirkan banyak karya yang berkaitan dengan tafsir, sunnah dan keilmuwan naqli seperti fikih, kalam dan tasawuf.
2.       PENDEKATAN SEJARAH
Pokok denotatif pembicaraan ini diawali dengan penjelasan islam sebagai gejalasosial atau fenomena yang menyejarah.
Latar Belakang Kehadiran Masalah
Kehadiran islam tidak terlepas dari konteks sosial dan budaya masyarakat arab yang melatarbelakanginya.
3.       PENDEKATAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOG
Fokus pendekatan dalam studi islam adalah memahami islam sebagai fenomena yang menyejarah dalam sosial dan budaya. Sementara pendekatan antropologinya dilihat daari dinamika perspektif dari individu-individu didalam memahami ajaran islam.
4.       PENDEKATAN HERMENEUTIK
Secara umum dapat dikatakan bahwa hermeneutik merujuk pada tori penafsiran, baik yang ditafsirkan itu teks atau sesuatuyang diperlakukan sebagaimana teks. Hermeneutika adalah suatu pemahaman terhadap pemahan yang dilakukan oleh seseorang dengan menelaah proses asumsi-asumsi yang berlaku dalam pemahaman tersebut dan yang termasuk konteks yang melingkupi dan mempengaruhi proses tersebut.
5.       PENDEKATAN FENOMENOLOGI
Pendekatan fenomenologi adalah menyaring fakta penampakan anatara sesuatu.
6.       PENDEKATAN ILMU-ILMU KEALAMAN
Sains dalam konteks ilmu kealaman dan agama adalah dua hal yang semakin memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia.pekaembanagan sains didunia moderntidak berarti menurunnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia.

tafsir ayat kursi

“Allah tidak ada Ilah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya, Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Q.s.,al-Baqoroh)

 Temanya
Yaitu, mengagungkan Allah, menyinggung perihal bertauhid kepada-Nya dan Qudrat-Nya 

Keutamaannya
Rasulullah SAW., menginformasikan kepada kita bahwa ayat kursi merupakan ayat yang paling agung di dalam al-Qur’an karena memuat makna-makna tauhid, pengagungan serta keluasan sifat-sifat Allah Ta’ala.dan ayat ini mengajarkan kita tentang tujuan hidup dan kekuatan, kita percaya bahwa Allah akan melindungi kita selagi kita masih teguh dalam agamaNya

 Kandungan Ayat Semua ayat ini mengandung faedah, bahkan tiap katanya mengandung banyak sekali faedah. Diantara yang paling penting dan besar adalah:
a. Bahwa ayat Kursi merupakan ayat yang paling agung di dalam Kitabullah secara umum karena ia memuat banyak sekali asma-asma Allah dan sifat-sifat-Nya.
b. Kesempurnaan Qayyûm-Nya, Qudrat-Nya, keluasan kekuasaan dan keagungan-Nya sehingga hal ini mengajak kita untuk mentadabburi dan merenungkannya.
c. Bahwa tidak terselubung dan luput satupun yang tersembunyi di muka bumi ataupun di langit oleh Allah Ta’ala “Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.” Hal ini mengandung konsekuensi keharusan seorang Muslim untuk menghayatinya di dalam seluruh kehidupannya.
d. Menetapkan adanya syafa’at dan bahwa ia tidak akan dapa diraih kecuali dengan beberapa persyaratan, diantaranya idzin dan ridla-Nya terhadap hal yang disyafa’ati, “Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.”

PENDEKATAN STUDY ISLAM

 A. Pengertian Pendekatan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pendekatan adalah “1). Proses perbuatan, cara mendekati, 2). Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode- metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.Dalam bahasa Inggris, pendekatan diistilahkan dengan:“ approach” dan dalam bahasa Arab disebut dengan “ madkhal ”.
Secara terminology, Mulyanto Sumardi menyatakan, bahwa pendekatan selalu terkait dengan tujuan, metode, dan tekhnik. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
B. Pendekatan – pendekatan dalam Studi Islam
Untuk lebih jelas berbagai pendekatan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Pendekatan Antropologis
Dilihat dari definisi, antropologi adalah ilmu yang mengkaji manusia dari aspek cara melakukan aktivitas kebudayaannya.
Pendekatan antropologi dalam memahami agama berangkat dari proposisi bahwa agama tidak berdiri sendiri. Ia selalu berhubungan erat dengan pemeluknya. Karena Setiap pemeluk agama memiliki sistem budaya dan kultur masing-masing. Melalui pendekatan ini, agama tampak akrab dan dekat dengan masalah- masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan pemecahan masalahnya.
Islam sebagai agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW sampai saatnya kini telah melalui berbagai dimensi budaya dan adat istiadat. Masing-masing negeri memiliki corak budayanya masing-masing dalam mengekspresikan budayanya.
Nilai- nilai keagamaan akan terwujud dalam kehidupan masyarakat. Seperti mengenai agama abangan, priyayi, dan santri adalah kajian mengenai keyakinan- keyakinan agama dalam kehidupan masyarakat Jawa sesuai dengan konteks lingkungan hidup dan kebudayaan masing- masing.
2. Pendekatan Sosiologis
Memahami agama islam dengan pendekatan sosiologi terkait erat dengan bagaimana implikasi, aplikasi dan dampak ajaran agama dalam tata kehidupan yang nyata, baik dalam skala individual, keluarga , kelompok, komunitas maupun bangsa dan negara. Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan, banyak bidang kajian agama yang dapat di pahami jika menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi ( karena ajaran agama banyak sekali berkaitan dengan masalah sosial ). Misalnya, bagaimana pengaruh ajaran agama terhadap nilai-nilai luhur, tradisi, kebiasaan-kebiasaan dalam suatu bangsa dan sebagainya. Bagaimana kerjasama antara umat beragama , seberapa jauh ajaran agama mendasari dan menjiwai serta memberikan pedoman dalam kehidupan keseharian umatnya, bagaimana interaksi antara ajaran agama dan ajaran yang bersumber nonagama dan seterusnya. Demikian juga persoalan keterkaiatan antara ajaran agama dengan struktur sosial budaya,kekuasaan, pemerintah,politik, ekonomi dan sebagainya.
Implementasi pengamalan agama antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan juga menjadi hal yang menarik diteliti dari sudut sosiologi. Hubungan sosial masyarakat pedesaan sangat harmonis dan akrab. Namun diperkotaan, suasana seperti ini jarang ditemui.
3. Pendekatan Filosofis
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta kepada kebenaran, ilmu, dan hikmah. Selain itu filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu. Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa filsafat pada intinya berupaya menjelaskan inti, hakikat , atau hikmah di balik sesuatu yang berada di luar objek.
Berpikir filosofis, dapat di gunakan dalam memahami ajaran agama, dengan maksud agar hikmah atau hakikat atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami.Pendekatan filosofis yang demikain itu sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Misalnya dalam buku berjudul Hikmah Al- Tasyri’ wa Falsafatuhu yang ditulis oleh Muhammad Al- Jurawi. Dalam buku tersebut Al- Jurawi berupaya mengungkapkan hikmah yang terdapat dalam ajaran- ajaran agama Islam. Contoh : Ajaran agama misalnya mengajarkan agar melaksanakan shalat berjamaah. Tujuannya antara lain adalah agar seseorang mersakan hikmah hidup secara berdampingan dengan orang lain.
4. Pendekatan Historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang didalamnya di bahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut.
Pendekatan sejarah dalam memahami agama bertolak dari prinsip bahwa agama memiliki perjalanan sejak ia dilahirkan sampai perkembangannya hingga sekarang. Dalam pejalanan sejarah ada agama yang bertahan sampai saat ini namun ada juga yang hilang ditelan sejarah.
Pendekatan sejarah dalam memahami agama dapat membuktikan apakah agama itu masih tetap pada orientasinya seperti ketika ia baru muncul atau sudah bergeser jauh dari prinsip-prinsip utamanya. Bila hal itu dihubungkan dengan agama islam maka ia dapat dimasukan pada kategori agama yang bertahan konsisten dengan ajaran seperti pada masa awalnya.

SENI DALAM ISLAM

Hakikat Seni Dalam Islam 

    seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-Qur’an yang dalam hal ini adalah masyarakat Arab. Jika demikian, bisa jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui ekspresi budaya lokal yang senada dengan tujuan Islam.Sementara itu, bila kita merujuk pada akar makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan diri, maka bisa jadi yang namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang termanifestasikan dalam segala macam bentuknya, baik seni ruang maupun seni suara yang dapat membimbing manusia kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam.

    seni juga dapat di definisikan sebagai penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis dan ruang), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama). Dari difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa lampau maupun masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka dasar dari difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain, seni bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana dan kapan seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang terejahwantah dalam karya seni tersebut.