Study Islam
Kamis, 05 Januari 2012
Rabu, 04 Januari 2012
Tafsir Al-Qur'an
AL Quran sebagai sumber ajaran islam yang
pertama.
Al
Quran di turunkan oleh Allah swt kepada manusia untuk di jadikan sebagai
huda,bayyinat nin al-huda,furqan dan adz-dzkir.
Upaya-upaya
untuk menafsirkan ayat-ayat al quran yaitu guna untuk mencari dan menemukan
makna-makna yang terakandung di dalamnya
setelah di lakukan sejak zaman rasullulah saw. Susuna al quran yang tidak
sistematis juga merupakan alas an tersendiri mengapa penafsiran dan penggalian
terhadap makna ayat-ayat al quran yang menjadi tugas umat yang tidak akan
pernah berakhir .
Tafsir
sebagai usaha memahami dan menerangkan maksud dan maksud kandungan ayat-ayat suci al quran telah mengalami perkembangan yang cukup
bervariasi.
·
Ragam
penafsiran al quran
Kata metode ini berasal dari bahasa Yunani
metha berarti jalan dan bodos berarti yang di lalui/di lewati .jadi metode
bearti jalan yang di lalui Dalam bahasa inggris kata ini di tilis method ,dan
dalam bahasa arab biasa di sebut thariqat dan manhaj.
Secara umum metode penafsiran ada 4,yaitu
metode Tahlily(metode analitis),metode muqarin(metode komparatif),metode Ijmaly
(metode global) Dan metode Mauwdluy(metode trematik)
1)Metode
Tahlily
Tafsir
dengan metode tahlily adalah btafsir yang berusaha untuk menerangakan arti
ayat-ayat al quran dari berbagai seginya ,berdasarkan urutan-urutan ayat atau
surah dalam mushhaf.Metode tahlily banyak di gunakan oleh ulama-ulama terdahulu
,namun di anatara mereka ada yang mengemukakan kesemua hal tersebut di atas
dengan panjang lebar (ithnab),seperti Al-alusy,al-Fakhr al razy dll.
Menurut al Farmawi beberapa corak tafsir
yang tercakup dalam tafsir tahlily yaitu:
1)Al
–tafsir bi al-mat’sur(Riwayah)
2)Al-Tafsir
bi al-Ra’y
3)Al-Tafsir
al-shufy
4)Tafsir
al-Fiqhi
5)Tafsir
al-Falsafy
6)Al-Tafsir-Ilmy
7)Al
Tafsir al-Adaby al-ijtima’y
2.Tafsir
Ijmaly,
Tafsir Ijmaly yaitu tafsir yang menafsirkan
al-Quran dengan cara singkat adan global
tanpa urain panjang lebar.Dengan metode ini mufasir menjelaskan arti dan
maksud ayat dengan uarain singkat yang dapat menjelaskan sebatas artinya tanpa
menyinggung hal-hal selain arti yang di kehendaki
Di anatara kitab-kitab tafsir dengan metode
ijmaly yaitu ,tafsir jalalyn karya jalal al-Din al-Suyuthy dan jalal al-Din al din
al-Mahally,Tafsir al Quran al-Adhim oleh Muhammad Farid Wajday,dll.
3.Tafsir
al-Muqarin
Tafsir Muqarin adalah penafsiran sekelompok
ayat al quran yang berbicara dalam suatu masalah dengan cara membandingkan
antara ayat dengan hadis baik dari segi isi maupun redaksi atau anatara
pendapat-pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan segi-segi perbedaan
tertentu dari obyek yang di bandingkan .
Contoh tafsir muqarin yaitu,apa yang di
lakukan M.Quraish sihab dalam di sertasi doctornya yaitu dengan membandingkan
anatara lafadz dan kandungan makna ayat 151dari surat al-an’am dengan ayat 31
surat Al Isra ,Al-A’rad :12 Dengan shad:75 Al;Anfal:10 dengan Ali Imran :126.
4.Tafsir
al-Mawdhu’y
Metode tafsir mawdhu’y (tematik) yaitu
metode yang di tempuh oleh seorang mufasir dengan cara menghimpun seluruh
ayat-ayat al Quran yang berboicara tentang sesuatu masalah atau tema
(maudhu)serta mengarah kepada suatu pengertian dan tujuan ,sekalipun ayat-ayat
irtu(cara) turunya berbeda ,tersebar pada berbagai surat dalam al quran dan
berbeda pula waktu dan tempat turunya.
Menurut
Quraish Shihab ,dalam perkembangannya metode mawdhu’y ada dua bentuk penyajia yaitu pertama
menyajikan kotak yang berisi pesab-pesan al Quran yang terfapat pada ayat-ayat
yang terangkum pada satu surat saja.
ISU-ISU AKTUAL DALAM ISLAM
ISU-ISU AKTUAL DALAM
ISLAM
Isu-isu
dalam islam meliputi:
1.
Pluralisme atau kemajemukan.
Pluralisme adalah sikap bersedia menghargai
adanya perbedaan masing-masing pendapat. Disini, perbedaan dipandang sebagai
hak fundamental dari setiap anggota masyarakat. Sebab tanpa pebedaan masyarakat
itu akan stagnan atau cenderung tidak kreatif.
PLURALISME DALAM KAJIAN STUDI ISLAM
Perbedaan harus dipandang sebagai suatu realitas
sosial yang fundamental, yang harus dihargai dan dijamin pertumbuhannya oleh
masyarakat itu sendiri.
Ayat al-qur’an surat al-hujarat
ayat 13 mengajarkan kepada kita semua akan penting dan perlunya memberlakukan perbedaan dan
pluralitas secara arif.
2.
HAM dan Gender
Setidaknya ada tiga prinsip
kehidupan bernegara yang sering kali terkait dan lahir dari suatu filsafat
politik setelah zaman pencerahan yakni, demokrasi, negara hukum, dan
perlindungan kak asasi manusia.
HAM dan Gender dalam studi islam
Sebelum seorang individu
dilahirkan dan setelah meninggal dunia, dai mempunyai hak-hak yang
diformulasikan dan dilindungi oleh hukum. Karena manusia mempunyai hak dan
kemampuan menggunakannya. Berkaitan
denan HAM dan Gender setidaknya ada 5 hal fundamental yang diperjuangkan oleh
banyak kalangan gerakan pembebasan, yaitu:
1)
Hak hidup dan perlindungannya.
2)
Hak memeluk agama.
3)
Hak kekayaan dan penghidupan yang layak.
4)
Hak kehormatan.
5)
Hak politik.
3.
Civil Society
Civil society identik dengan the state (negara), yaiti sebuah
komunitas yang mendominasi sejumlah komunitas lain (cicero). Sedangkan aristoteles
tidak menggunakan istilah civil society tetapi koininie politike, yakni sebuah komunitas politik tempat warga
dapat terlibat langsung dalam pengambilan keputusan.
Civil Society dalam studi islam
Sebelumnya istilah civil society
diterjemahakan dengan “masyarakat warga”
, “masyarakat modern”. Meskipun tidak bisa dikatakan sama persis, dan pastri
ada perbedaan tertentu. Masyaraky madani adalah identik dengan civil society.
Dengan demikian, maka isu-isu kontemporer dalam hal ini civil society dalam
kajian keislaman memberikan penegasan
bagwa konstruksi masyarakat yang memiliki nilai-nilai luhu, dan
didalamnya menjunjung tinggi musyawarah, tentu saja membutuhkan pula
prinsip-prinsip kaedilan.Dalam praktiknya, nilai-nilai islam menjadi dasar bagi semua keputusan tindakan
yang berbeda dalam suatu masyarakat yang mempunyai cita-cita luhur bersama.
PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
PENDEKATAN DALAM
STUDI ISLAM
1.
PENDEKATAN NORMATIF
Pendekatan normatif adalah sebuah
pendekatan yang lebih menekanakan aspek normatif dalam ajaran islam sebagaimana terdapat dalam al-qur’an dan
as-sunnah. Pendekatan ini lebih melihat dari aspek idealitas ajaran islam.
Pendekatan normatif dalam studi
islam telah melahirkan banyak karya yang berkaitan dengan tafsir, sunnah dan
keilmuwan naqli seperti fikih, kalam dan tasawuf.
2.
PENDEKATAN SEJARAH
Pokok denotatif
pembicaraan ini diawali dengan penjelasan islam sebagai gejalasosial atau
fenomena yang menyejarah.
Latar Belakang Kehadiran Masalah
Kehadiran islam
tidak terlepas dari konteks sosial dan budaya masyarakat arab yang
melatarbelakanginya.
3.
PENDEKATAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOG
Fokus
pendekatan dalam studi islam adalah memahami islam sebagai fenomena yang
menyejarah dalam sosial dan budaya. Sementara pendekatan antropologinya dilihat daari dinamika perspektif dari
individu-individu didalam memahami ajaran islam.
4. PENDEKATAN
HERMENEUTIK
Secara umum dapat
dikatakan bahwa hermeneutik merujuk pada tori penafsiran, baik yang ditafsirkan
itu teks atau sesuatuyang diperlakukan sebagaimana teks. Hermeneutika adalah
suatu pemahaman terhadap pemahan yang dilakukan oleh seseorang dengan menelaah
proses asumsi-asumsi yang berlaku dalam pemahaman tersebut dan yang termasuk
konteks yang melingkupi dan mempengaruhi proses tersebut.
5. PENDEKATAN
FENOMENOLOGI
Pendekatan
fenomenologi adalah menyaring fakta penampakan anatara sesuatu.
6. PENDEKATAN
ILMU-ILMU KEALAMAN
Sains dalam
konteks ilmu kealaman dan agama adalah dua hal yang semakin memainkan peranan
penting dalam kehidupan manusia.pekaembanagan sains didunia moderntidak berarti
menurunnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia.
tafsir ayat kursi
“Allah tidak ada Ilah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya, Allah mengetahui apa-apa
yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Q.s.,al-Baqoroh)
Temanya
Yaitu, mengagungkan Allah, menyinggung perihal bertauhid kepada-Nya dan Qudrat-Nya
Keutamaannya
Rasulullah SAW., menginformasikan kepada kita bahwa ayat kursi merupakan ayat yang paling agung di dalam al-Qur’an karena memuat makna-makna tauhid, pengagungan serta keluasan sifat-sifat Allah Ta’ala.dan ayat ini mengajarkan kita tentang tujuan hidup dan kekuatan, kita percaya bahwa Allah akan melindungi kita selagi kita masih teguh dalam agamaNya
Temanya
Yaitu, mengagungkan Allah, menyinggung perihal bertauhid kepada-Nya dan Qudrat-Nya
Keutamaannya
Rasulullah SAW., menginformasikan kepada kita bahwa ayat kursi merupakan ayat yang paling agung di dalam al-Qur’an karena memuat makna-makna tauhid, pengagungan serta keluasan sifat-sifat Allah Ta’ala.dan ayat ini mengajarkan kita tentang tujuan hidup dan kekuatan, kita percaya bahwa Allah akan melindungi kita selagi kita masih teguh dalam agamaNya
Kandungan Ayat Semua ayat ini
mengandung faedah, bahkan tiap katanya mengandung banyak sekali faedah.
Diantara yang paling penting dan besar adalah:
a. Bahwa ayat Kursi merupakan ayat yang paling agung
di dalam Kitabullah secara umum karena ia memuat banyak sekali asma-asma
Allah dan sifat-sifat-Nya.
b. Kesempurnaan Qayyûm-Nya, Qudrat-Nya, keluasan
kekuasaan dan keagungan-Nya sehingga hal ini mengajak kita untuk
mentadabburi dan merenungkannya.
c. Bahwa tidak terselubung dan luput satupun yang
tersembunyi di muka bumi ataupun di langit oleh Allah Ta’ala “Allah
mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.” Hal
ini mengandung konsekuensi keharusan seorang Muslim untuk menghayatinya
di dalam seluruh kehidupannya.
d. Menetapkan adanya syafa’at dan bahwa ia tidak akan
dapa diraih kecuali dengan beberapa persyaratan, diantaranya idzin dan
ridla-Nya terhadap hal yang disyafa’ati, “Siapakah yang dapat memberi
syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.”
PENDEKATAN STUDY ISLAM
A. Pengertian Pendekatan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pendekatan adalah “1). Proses perbuatan,
cara mendekati, 2). Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode- metode untuk
mencapai pengertian tentang masalah penelitian.Dalam bahasa Inggris,
pendekatan diistilahkan dengan:“ approach” dan dalam bahasa Arab disebut
dengan “ madkhal ”.
Secara terminology, Mulyanto Sumardi menyatakan, bahwa pendekatan selalu
terkait dengan tujuan, metode, dan tekhnik. Adapun yang dimaksud dengan
pendekatan disini adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat
dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
B. Pendekatan – pendekatan dalam Studi Islam
Untuk lebih jelas berbagai pendekatan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Pendekatan Antropologis
Dilihat dari definisi, antropologi adalah ilmu yang mengkaji manusia dari aspek cara melakukan aktivitas kebudayaannya.
Pendekatan antropologi dalam memahami agama berangkat dari proposisi
bahwa agama tidak berdiri sendiri. Ia selalu berhubungan erat dengan
pemeluknya. Karena Setiap pemeluk agama memiliki sistem budaya dan
kultur masing-masing. Melalui pendekatan ini, agama tampak akrab dan
dekat dengan masalah- masalah yang dihadapi manusia dan berupaya
menjelaskan dan memberikan pemecahan masalahnya.
Islam sebagai agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW sampai saatnya kini
telah melalui berbagai dimensi budaya dan adat istiadat. Masing-masing
negeri memiliki corak budayanya masing-masing dalam mengekspresikan
budayanya.
Nilai- nilai keagamaan akan terwujud dalam kehidupan masyarakat.
Seperti mengenai agama abangan, priyayi, dan santri adalah kajian
mengenai keyakinan- keyakinan agama dalam kehidupan masyarakat Jawa
sesuai dengan konteks lingkungan hidup dan kebudayaan masing- masing.
2. Pendekatan Sosiologis
Memahami agama islam dengan pendekatan sosiologi terkait erat dengan
bagaimana implikasi, aplikasi dan dampak ajaran agama dalam tata
kehidupan yang nyata, baik dalam skala individual, keluarga , kelompok,
komunitas maupun bangsa dan negara. Sosiologi dapat digunakan sebagai
salah satu pendekatan, banyak bidang kajian agama yang dapat di pahami
jika menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi ( karena ajaran agama
banyak sekali berkaitan dengan masalah sosial ). Misalnya, bagaimana
pengaruh ajaran agama terhadap nilai-nilai luhur, tradisi,
kebiasaan-kebiasaan dalam suatu bangsa dan sebagainya. Bagaimana
kerjasama antara umat beragama , seberapa jauh ajaran agama mendasari
dan menjiwai serta memberikan pedoman dalam kehidupan keseharian
umatnya, bagaimana interaksi antara ajaran agama dan ajaran yang
bersumber nonagama dan seterusnya. Demikian juga persoalan keterkaiatan
antara ajaran agama dengan struktur sosial budaya,kekuasaan,
pemerintah,politik, ekonomi dan sebagainya.
Implementasi pengamalan agama antara masyarakat pedesaan dengan
masyarakat perkotaan juga menjadi hal yang menarik diteliti dari sudut
sosiologi. Hubungan sosial masyarakat pedesaan sangat harmonis dan
akrab. Namun diperkotaan, suasana seperti ini jarang ditemui.
3. Pendekatan Filosofis
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta
kepada kebenaran, ilmu, dan hikmah. Selain itu filsafat dapat pula
berarti mencari hakikat sesuatu. Dari definisi tersebut, dapat diketahui
bahwa filsafat pada intinya berupaya menjelaskan inti, hakikat , atau
hikmah di balik sesuatu yang berada di luar objek.
Berpikir filosofis, dapat di gunakan dalam memahami ajaran agama, dengan
maksud agar hikmah atau hakikat atau inti dari ajaran agama dapat
dimengerti dan dipahami.Pendekatan filosofis yang demikain itu sudah
banyak dilakukan oleh para ahli. Misalnya dalam buku berjudul Hikmah Al-
Tasyri’ wa Falsafatuhu yang ditulis oleh Muhammad Al- Jurawi. Dalam
buku tersebut Al- Jurawi berupaya mengungkapkan hikmah yang terdapat
dalam ajaran- ajaran agama Islam. Contoh : Ajaran agama misalnya
mengajarkan agar melaksanakan shalat berjamaah. Tujuannya antara lain
adalah agar seseorang mersakan hikmah hidup secara berdampingan dengan
orang lain.
4. Pendekatan Historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang didalamnya di bahas
berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek,
latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut.
Pendekatan sejarah dalam memahami agama bertolak dari prinsip bahwa
agama memiliki perjalanan sejak ia dilahirkan sampai perkembangannya
hingga sekarang. Dalam pejalanan sejarah ada agama yang bertahan sampai
saat ini namun ada juga yang hilang ditelan sejarah.
Pendekatan sejarah dalam memahami agama dapat membuktikan apakah agama
itu masih tetap pada orientasinya seperti ketika ia baru muncul atau
sudah bergeser jauh dari prinsip-prinsip utamanya. Bila hal itu
dihubungkan dengan agama islam maka ia dapat dimasukan pada kategori
agama yang bertahan konsisten dengan ajaran seperti pada masa awalnya.
SENI DALAM ISLAM
Hakikat Seni Dalam Islam
seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-Qur’an yang dalam hal ini adalah masyarakat Arab. Jika demikian, bisa jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui ekspresi budaya lokal yang senada dengan tujuan Islam.Sementara itu, bila kita merujuk pada akar makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan diri, maka bisa jadi yang namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang termanifestasikan dalam segala macam bentuknya, baik seni ruang maupun seni suara yang dapat membimbing manusia kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam.
seni juga dapat di definisikan sebagai penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia,
dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat
ditangkap oleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis
dan ruang), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari dan
drama). Dari
difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum
muslim yang terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa
suara maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah
bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang
termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa
lampau maupun masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi
kerangka dasar dari difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain, seni
bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana dan kapan
seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari
ajaran-ajaran Islam yang terejahwantah dalam karya seni tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)